您的当前位置:首页 > 百科 > Tidak Hanya Penurunan Daya Beli, Ekonom Sebut Deflasi Dipicu Perubahan Pola Belanja 正文
时间:2025-06-16 16:42:53 来源:网络整理 编辑:百科
JAKARTA, DISWAY.ID --Fenomena deflasi beruntun hingga kini masih melanda dunia perekonomian Indonesi quickq官网安卓版
JAKARTA,quickq官网安卓版 DISWAY.ID --Fenomena deflasi beruntun hingga kini masih melanda dunia perekonomian Indonesia.
Bahkan, deflasi ini diperkirakan akan berlanjut hingga Oktober 2024 ini.
Namun, fenomena deflasi ini rupanya tidak selalu disebabkan oleh penurunan daya beli saja, namun juga karena perubahan dalam pola belanja masyarakat.
BACA JUGA:Ketentuan Cara Berpakaian Tes SKD CPNS 2024, Lengkap dengan Barang yang Tak Boleh Dibawa!
BACA JUGA:Kompak Turun! Harga BBM per 1 Oktober 2024 di Pertamina, Shell, BP, dan Vivo
Fenomena perubahan pola berbelanja ini sendiri diketahui paling banyak terjadi di kalangan generasi muda, dimana generasi muda lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan tersier mereka dibandingkan dengan kebutuhan primer mereka.
"Kita tidak bisa menyimpulkan semuanya disebabkan karena daya beli masyarakat menurun, sedangkan orang nonton konser aja banyak begitu," ujar Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, dalam keterangan tertulis resminya pada Senin 30 September 2024.
Sementara itu menurut keterangan Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, Achmad Nur Hidayat, fenomena deflasi ini juga menjadi tanda bahwa saat ini ada ketimpangan ekonomi yang semakin membesar.
"Ketimpangan ini memperlihatkan realitas bahwa uang semakin terakumulasi di tangan mereka yang berada di lapisan atas (the have), sementara lapisan menengah dan bawah masyarakat kian kehilangan daya beli," jelas Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Selasa 1 Oktober 2024.
BACA JUGA:Hari Batik Nasional 2024 Tanggal Berapa? Intip Tema dan Sejarahnya
BACA JUGA:Ini Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila, Jangan Keliru!
Selain itu, Achmad melanjutkan, perubahan pola belanja yang cenderung mengutamakan barang-barang tersier di kelas atas ini mengindikasikan bahwa fenomena deflasi yang sedang kita saksikan tidak sepenuhnya mencerminkan penurunan ekonomi secara menyeluruh.
"Kelas atas tetap berbelanja, tetapi kebutuhan mereka berbeda dengan masyarakat bawah. Barang-barang seperti elektronik canggih, produk fesyen premium, atau liburan mewah masih menjadi pilihan utama konsumsi mereka," jelas Achmad.
Dalam jangka panjang, ketimpangan yang semakin tajam ini bisa berdampak buruk pada stabilitas sosial.
Philippe Laffont: Volatilitas Bitcoin Menurun, Kini Layak Masuk Portofolio Investasi2025-06-16 16:37
quickq.apk2025-06-16 16:25
quickq软件官方下载2025-06-16 15:56
quickq软件下载2025-06-16 15:14
Bagaimana Jika Tidak Terdaftar DPT Pilkada 2024, Apakah Bisa Nyoblos?2025-06-16 15:01
quickq下载 - 副本2025-06-16 14:41
quickq加速器苹果版2025-06-16 14:26
quickq加速器手机版2025-06-16 14:24
Novanto Sakit, Sidang Diskors2025-06-16 14:21
quickq官方网站下载2025-06-16 13:57
Istana Buka Suara soal Puluhan Siswa SD di Sukoharjo Keracunan Makan Bergizi Gratis2025-06-16 16:34
quickq安卓版下载百度2025-06-16 16:33
quickq下载安卓版2025-06-16 16:23
quickq安卓版下载百度2025-06-16 15:10
Hilangkan Bau Kali Item, Pemprov DKI Uji Coba 28 Pompa Portable2025-06-16 15:05
quickq软件官方下载2025-06-16 14:57
quickq加速器免费七天2025-06-16 14:43
quickq下载加速器官方版2025-06-16 14:43
Serangan Israel Bikin Harga Emas Meroket Tembus US$3.4002025-06-16 14:18
quickq.apk2025-06-16 14:07