Industri Kripto Kian Matang, Investor Bitcoin Tak Lagi Andalkan Hype
Laporan Gemini menyebutkan bahwa industri kripto kini semakin matang dengan perilaku investor yang semakin strategis dan didasarkan pada perspektif makroekonomi global.
Kepala Gemini Asia Pasifik, Saad Ahmed menyebut bahwa salah satu tanda kedewasaan ini terlihat dari melambatnya tren penjualan aset kripto, yang kini hanya berada di angka 10% secara global atau turun dari 17% di 2024.
Baca Juga: Dicap Skema Ponzi, Harga Bitcoin Dinilai Naik Gegara Manipulasi BlackRock CS
“Ini mencerminkan semakin banyaknya investor maupun korporasi yang tidak lagi melihat kripto — terutama bitcoin — sebagai aset berisiko tinggi,” ujar Ahmed, dilansir dari Decrypt, Rabu (28/5).
Menurut laporannya, sekitar 39% investor di Amerika Serikat kini menganggap kripto sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Capaian tersebut naik dari 32% tahun lalu. Laporan ini mengambil data dari 7.205 responden di enam negara.
Adapun Singapura memimpin tingkat kepemilikan kripto global dengan angka 28%. Sementara Eropa mengalami pertumbuhan signifikan setelah adanya kepastian regulasi, meski masih terdapat kekhawatiran terkait privasi.
Sementara itu, semakin banyak bank besar yang mengeksplorasi solusi transaksi lintas batas berbasis stablecoin. Hal tersebut turut meningkatkan kepercayaan investor kripto.
Peluncuran exchange-traded fundskripto juga telah membuka jalan bagi investor institusional untuk masuk ke pasar kripto. Di Amerika Serikat, 39% investor kripto kini berinvestasi melalui ETF spot.
Sementara Italia tercatat sebagai negara dengan kepemilikan exchange-traded fundstertinggi di dunia pada 47%, disusul Inggris di posisi kedua dengan 41%.
“Kami melihat perubahan mendasar dari investasi impulsif ke pendekatan yang lebih rasional dan terinformasi,” kata Ahmed.
Baca Juga: Surplus Energi Listrik, Pakistan Siap Manjakan Penambangan Bitcoin dan Pusat Data AI
“Industri ini sedang mengalami fase pertumbuhan yang tidak lagi sekadar berbasis hype," tutur Ahmed.
(责任编辑:娱乐)
- Rentan Dialami Ibu Pascamelahirkan, Apa Itu Baby Blues Syndrome?
- 3 Hal Ini Bisa Terjadi saat Kamu Digigit Nyamuk Wolbachia
- Menlu Retno Pastikan WNI di Timur Tengah dalam Kondisi Baik Pasca Konflik Iran ke Israel
- 7 Tanaman Pengusir Kucing, Punya Aroma yang Tidak Disukai Anabul
- Jadi Tersangka Penyebaran Hoax, Pegiat Medsos Palti Hutabarat Terancam 12 Tahun Penjara
- Hari Ini, KPK Periksa Saksi Suap Meikarta, Siapa Dia?
- Batalkan Penghargaan Colosseum, Anies Salahkan Plt Kadis, Eh Sampe Dicopot?
- Jangan Khawatir, Malam Natal Tak Ada Sweeping
- Bacaan Teks Takbiran Idul Adha: Arab, Latin, dan Artinya
- Survei Global Hunger Index: Tingkat Kelaparan Indonesia Tertinggi Kedua di Asia Tenggara
- 10 Bandara Paling Ramah Keluarga di Dunia, Soetta Ungguli Changi
- 5 Cara Menurunkan Kolesterol di Usia Muda Tanpa Obat
- 5 Cara Memilih Hewan Kurban Idul Adha Sesuai Sunah
- Izinkan Acara Maksiat, FPI Ngamuk ke Anies!!
- Pakar Ungkap Potensi Bahaya Ngecas Ponsel di Bandara
- MK Batalkan Putusan Pernikahan Dini
- 3 Cara Menyimpan Tahu di Kulkas agar Segar dan Tahan Lama
- Nama Riza Chalid Muncul dalam Persidangan Tipikor
- Ternyata Situs KPU Dapat Ratusan Juta Serangan Saat Pemilu 2024
- Hari Ini, KPK Periksa Saksi Suap Meikarta, Siapa Dia?