时间:2025-05-30 16:43:12 来源:网络整理 编辑:综合
Warta Ekonomi, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta penindakan peredaran obat, suplemen, quickq加速器官网
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta penindakan peredaran obat, suplemen, hingga kosmetik yang berbahaya harus menimbulkan efek jera. Wakil Ketua Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati meyakini sejumlah penindakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dirilis hanya angka di permukaan.
"Terlebih lagi dengan sistem penjualan toko daring. Ibarat mati satu tumbuh seribu karena mudahnya membuat toko dan penjualan lewat daring. Jika tidak ada penindakan dari hulunya maka yang dilakukan ke depan akan tetap sama yakni razia di hilirnya yang tidak pernah berhenti," ujar Kurniasih di Jakarta, kemarin.
Terlebih BPOM baru saja melantik perwira tinggi Polri sebagai Deputi Bidang Penindakan yang baru. Kurniasih berharap ada penindakan yang keras dari sisi penegakan hukum mulai dari produksi hingga peredaran obat, suplemen dan kosmetik berbahaya.
"Tentu kita menaruh ekspektasi tinggi hadirnya Pati Polri dalam jajaran BPOM benar-benar membuat penindakan obat, suplemen dan kosmetik ilegal bisa lebih tegas, terutama dari hulu ke hilir," tegasnya.
Sekedar informasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru saja menemukan 1.658.205 obat tradisional, suplemen kesehatan, hingga kosmetik yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO), serta bahan yang berbahaya bagi kesehatan lainnya.
Selain itu, BPOM juga menemukan penjualan vitamin ilegal yang diedarkan toko online dengan jumlah 718.791 buah dan nilai jual sebesar Rp185,2 miliar. Ia juga meminta ada regulasi yang mengatur masuknya produk obat dan kosmetika dari luar negeri yang dibeli secara daring.
Menurut data Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK), ada dugaan 85% produk kosmetik yang beredar di pasar dalam negeri masuk dalam kategori ilegal.
Baca Juga: BPOM Temukan Dua Sampel Makanan Berbahaya di Arena CFD
Sebagian besar datang dari pembelian daring dari luar negeri yang langsung dikirim ke alamat pembeli di Indonesia. "Data-data ini harus ditindaklanjuti dan jika ada kekosongan regulasi harus ditegakkan agar energi BPOM tidak habis hanya untuk penindakan di pasaran yang sifatnya penindakan di ujung. Sementara keran kebocoran tidak pernah ditutup," pungkasnya.
Gedung Perwira Pertamina, Cagar Budaya Bekas Perusahaan Minyak Belanda2025-05-30 16:36
Bukan Layani Penumpang Pesawat, Ini Sebenarnya Tugas Utama Pramugari2025-05-30 16:14
Legenda Manchester United, Wes Brown akan Hadir di Store Adidas Pacific Place2025-05-30 16:08
Kasus Persekusi Banser, Kemungkinan Ada Tersangka Baru2025-05-30 16:00
Hukum Menelan Dahak saat Puasa, Bikin Batal atau Tidak?2025-05-30 15:47
Gibran dan Keluarga Hadiri Acara Open House Terbatas Dengan Prabowo2025-05-30 15:45
'Batasi' Turis Asing, Aktivis Spanyol Pasang Tanda Palsu di Pantai2025-05-30 15:29
Kapuspen Beberkan Kronologi Penyerangan OPM Terhadap Danramil Aradide2025-05-30 15:26
美国排名前10艺术院校有哪些?2025-05-30 14:11
Izinkan Acara Maksiat, FPI Ngamuk ke Anies!!2025-05-30 14:02
Bus Terguling di Wisata Guci Bawa 59 Penumpang Anggota Pengajian Tangerang Selatan2025-05-30 16:25
Ini 5 Sarapan Paling Sehat Menurut Ahli Gizi2025-05-30 16:12
Final Miss Universe 2023, Fabienne Nicole Pakai Gaun Merah Daur Ulang2025-05-30 16:07
7 Cara Ini Bisa Menurunkan Berat Badan Meski Jarang Olahraga2025-05-30 15:39
Makelar Kasus yang Diduga Peras Buronan WN Kanada di Bali Diamankan2025-05-30 15:30
TIM Terancam Jadi Kawasan Komersial, Tau Apa Jakpro Urusan Para Seniman?2025-05-30 15:11
Bareskrim Usut Laporan Pemilik Mobil yang Ditabrak Sopir Fortuner Ngaku Adik Jenderal2025-05-30 15:02
Indonesian American Lawyers Association Sampaikan Amicus Curiae ke MK2025-05-30 14:29
Jaga Lingkungan, Prancis Bakal Batasi Peredaran Produk Fast Fashion2025-05-30 14:15
Tak Cukup dengan Nyamuk Wolbachia, Ini 7 Cara untuk Cegah DBD2025-05-30 14:09