时间:2025-06-07 17:35:48 来源:网络整理 编辑:休闲
Jakarta, CNN Indonesia-- Ahli terkait kecanduan narkobamengkritik rencana Jermanuntuk melegalkan gan quickq官网ios
Ahli terkait kecanduan narkobamengkritik rencana Jermanuntuk melegalkan ganja. Langkah pelegalan ini dinilai berbahaya bagi remaja.
Berdasarkan salah satu Undang-Undang Narkoba paling liberal di Eropa, mulai 1 April, orang dewasa di Jerman bakal diizinkan membawa hingga 25 gram ganja kering dan menanam hingga tiga tanaman ganja di rumah.
"Menurut pandangan kami, undang-undang yang tercantum merupakan sebuah bencana," ujar Katja Seidel, seorang terapis di pusat kecanduan narkoba di Berlin, dikutip dari AFP, Sabtu (30/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() |
Pemerintah mengatakan dekriminalisasi ganja akan berimbas pada pasar gelap dan mengurangi penyebaran ganja yang terkontaminasi.
Menteri Kesehatan Karl Lauterbach mengakui ganja bisa "berbahaya", terutama bagi orang berusia di bawah 25 tahun yang mana otaknya masih berkembang.
Pakar medis mengatakan penggunaan ganja di kalangan anak muda dapat mempengaruhi perkembangan sistem saraf pusat. Hal itu dapat menyebabkan peningkatan risiko psikosis dan skizofrenia.
Adapun Lauterbach telah menjanjikan kampanye besar-besaran untuk mendidik generasi muda tentang risiko kesehatan dan meningkatkan program pencegahan.
Kendati demikian, masih belum jelas berapa banyak dana yang akan dikucurkan pemerintah dan seberapa efektif hal tersebut.
Undang-Undang baru ini memiliki beberapa perlindungan untuk melindungi generasi muda, termasuk larangan merokok ganja dalam jarak 100 meter dari sekolah, taman kanak-kanak, taman bermain atau pusat olahraga.
Lihat Juga :![]() |
Seidel bekerja di organisasi rehabilitasi narkoba Tannenhof Berlin-Brandenburg. Ia merupakan satu dari dua staf yang mengunjungi sekolah-sekolah di ibukota dan sekitarnya untuk berbincang dengan anak muda tentang kecanduan dan pencegahan narkoba.
Menurutnya, perlu setidaknya 10 staf untuk menjangkau seluruh siswa di wilayah tersebut.
Pusat Pencegahan Kecanduan di Berlin, yang dikelola oleh pemerintah setempat, juga menginginkan lebih banyak sumber daya yang dicurahkan untuk meningkatkan kesadaran.
"Seharusnya siswa tidak mengetahui bahaya konsumsi ganja secara kebetulan," kata Janis Schneider, yang bekerja di Pusat Pencegahan Kecanduan tersebut.
Menteri Kesehatan Lauterbach telah berjanji bahwa kampanye pemerintah akan menjelaskan, misalnya, "Anak-anak dan remaja yang mulai merokok ganja mempunyai peluang yang jauh lebih kecil untuk lulus sekolah menengah atas".
Lihat Juga :![]() |
Pusat pendidikan kesehatan federal, yang terkait dengan Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa mereka akan "mengemban tanggung jawabnya dengan memperluas penawaran pencegahannya".
Kendati demikian, kampanye media yang direncanakan belum meyakinkan para kritikus.
"Hal ini tidak sejalan dengan mereka, itu tidak akan pernah berhasil," jelas juru bicara organisasi Tannenhof Berlin-Brandenburg, Boris Knoblich.
"(Cara) yang berhasil adalah ada seseorang yang masuk, ngobrol dengan mereka sambil ngopi, tanpa ada guru di sana," terang dia.
Sementara itu, negara bagian selatan Bavaria tengah menguji kursus pelatihan online bagi para guru tentang bagaimana membicarakan topik tersebut di kelas.
Lihat Juga :![]() |
Staf dari organisasi Tannenhof membawa perlengkapan pencegahan saat kunjungan sekolah di Berlin.
Perlengkapan yang dimaksud ialah koper hijau berhiaskan daun ganja yang berisi lembar informasi, permainan dan materi kegiatan.
Para siswa diminta untuk memasukkan bola berwarna ke dalam dua tabung yang mewakili argumen mendukung dan menentang penggunaan ganja.
Hal ini menghasilkan representasi visual dari dampak negatif penggunaan ganja lebih besar ketimbang dampak positifnya dalam jangka panjang.
"Kami menghabiskan setidaknya tiga jam bersama mereka dalam suasana santai. Hal ini memungkinkan siswa untuk tidak melakukan sensor diri," ungkap perwakilan Tannenhof Berlin-Brandenburg, Pascal Noack.
Menurut statistik resmi pada 2021, sebanyak 8,8 persen orang dewasa berusia 18-64 tahun di Jerman mengaku mengonsumsi ganja setidaknya sekali dalam 12 bulan terakhir. Di antara orang yang berusia 12-17 tahun, jumlah tersebut meningkat hampir 10 persen.
(pop/pua)Di Kota di India Ini, Dilarang Jual dan Beli Permen Kapas Warna2025-06-07 17:31
Pengacara: Malam Ini Juga Syafruddin Temenggung Harus Bebas!2025-06-07 16:47
Adu Gaya Mewah Kim Ji2025-06-07 16:39
Kisah Tak Berujung dari Pengusutan Kasus Novel, Apa Reaksi KPK?2025-06-07 16:29
Tunggu Restu, Emiten Prajogo Pangestu (CUAN) Bakal Stock Split 1:102025-06-07 15:38
818 Hari Berlalu, Kasus Novel Baswedan Masih Misteri2025-06-07 15:08
SiCepat Ekspres Dukung Peraturan Penguatan Ekosistem Logistik Nasional2025-06-07 15:05
Cara Membuat Milk Bun Thailand yang Lagi Viral, Cocok untuk Buka Puasa2025-06-07 15:04
Pengalihan Arus Lalu Lintas Dampak One Way di Tol Jakarta2025-06-07 15:02
Adu Gaya Mewah Kim Ji2025-06-07 15:01
Beda Harapan Keluarga Brigadir J untuk Tuntutan Bharada E dan Putri Candrawathi2025-06-07 16:55
Ciptakan Sejarah, PalmCo Catat Laba Perdana dari Teh dan Karet Sejak 19962025-06-07 16:43
Cara Membuat Milk Bun Thailand yang Lagi Viral, Cocok untuk Buka Puasa2025-06-07 16:37
Borong SBN Rp96,41 Triliun Sejak Awal Tahun, Bos BI: untuk Jaga Likuiditas dan Rupiah2025-06-07 16:22
Mayapada dan Kalbe Farma Wujudkan Ekosistem Layanan Kanker Terpadu2025-06-07 16:06
Borong SBN Rp96,41 Triliun Sejak Awal Tahun, Bos BI: untuk Jaga Likuiditas dan Rupiah2025-06-07 15:42
世界比较有名的设计类大学排名2025-06-07 15:40
Mengapa Al2025-06-07 15:27
Menparekraf: Wisata IKN Bakal Mencontoh Jakarta dan Solo2025-06-07 15:14
艺术生日本留学申请攻略!2025-06-07 14:51