您的当前位置:首页 > 娱乐 > Tidak Hanya Penurunan Daya Beli, Ekonom Sebut Deflasi Dipicu Perubahan Pola Belanja 正文
时间:2025-06-16 21:40:15 来源:网络整理 编辑:娱乐
JAKARTA, DISWAY.ID --Fenomena deflasi beruntun hingga kini masih melanda dunia perekonomian Indonesi quickq官网安卓下载
JAKARTA,quickq官网安卓下载 DISWAY.ID --Fenomena deflasi beruntun hingga kini masih melanda dunia perekonomian Indonesia.
Bahkan, deflasi ini diperkirakan akan berlanjut hingga Oktober 2024 ini.
Namun, fenomena deflasi ini rupanya tidak selalu disebabkan oleh penurunan daya beli saja, namun juga karena perubahan dalam pola belanja masyarakat.
BACA JUGA:Ketentuan Cara Berpakaian Tes SKD CPNS 2024, Lengkap dengan Barang yang Tak Boleh Dibawa!
BACA JUGA:Kompak Turun! Harga BBM per 1 Oktober 2024 di Pertamina, Shell, BP, dan Vivo
Fenomena perubahan pola berbelanja ini sendiri diketahui paling banyak terjadi di kalangan generasi muda, dimana generasi muda lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan tersier mereka dibandingkan dengan kebutuhan primer mereka.
"Kita tidak bisa menyimpulkan semuanya disebabkan karena daya beli masyarakat menurun, sedangkan orang nonton konser aja banyak begitu," ujar Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, dalam keterangan tertulis resminya pada Senin 30 September 2024.
Sementara itu menurut keterangan Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, Achmad Nur Hidayat, fenomena deflasi ini juga menjadi tanda bahwa saat ini ada ketimpangan ekonomi yang semakin membesar.
"Ketimpangan ini memperlihatkan realitas bahwa uang semakin terakumulasi di tangan mereka yang berada di lapisan atas (the have), sementara lapisan menengah dan bawah masyarakat kian kehilangan daya beli," jelas Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Selasa 1 Oktober 2024.
BACA JUGA:Hari Batik Nasional 2024 Tanggal Berapa? Intip Tema dan Sejarahnya
BACA JUGA:Ini Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila, Jangan Keliru!
Selain itu, Achmad melanjutkan, perubahan pola belanja yang cenderung mengutamakan barang-barang tersier di kelas atas ini mengindikasikan bahwa fenomena deflasi yang sedang kita saksikan tidak sepenuhnya mencerminkan penurunan ekonomi secara menyeluruh.
"Kelas atas tetap berbelanja, tetapi kebutuhan mereka berbeda dengan masyarakat bawah. Barang-barang seperti elektronik canggih, produk fesyen premium, atau liburan mewah masih menjadi pilihan utama konsumsi mereka," jelas Achmad.
Dalam jangka panjang, ketimpangan yang semakin tajam ini bisa berdampak buruk pada stabilitas sosial.
Presiden Toyota: EV Bukan Kendaraan Paling Ramah Lingkungan2025-06-16 21:35
Awan Gelap! Anies Baswedan Soal Film Dirty Vote: Itu Tanda2025-06-16 21:33
HUT Jakarta Ke2025-06-16 21:23
FOTO: Cincin Olimpiade Hiasi Menara Eiffel Paris2025-06-16 20:40
Indonesia Siap Jadi Penentu Harga Sawit Dunia, Wamentan Sudaryono: B50 Jadi Alat Bargaining Kita2025-06-16 20:40
Jangan Takut Tak Bisa Nyoblos, Ini yang Harus Dilakukan Apabila Tak Menerima Undangan Model C KPU2025-06-16 20:14
Budaya FOMO Punya Andil Dorong Banyak Orang Berjudi Online2025-06-16 20:13
Penumpang Heboh Usai Hewan Mirip Tupai Terbang Berkeliaran di Pesawat2025-06-16 19:15
Tiga Wamen Baru akan Dilantik Sore Ini, Begini Harapan Wapres2025-06-16 19:00
VIDEO: Banjir Promo dan Diskon Produk Lokal di Jakarta X Beauty 20242025-06-16 19:00
Jawab Polemik Pemain Naturalisasi di Timnas Bola, Begini Kata Bang Doel2025-06-16 21:19
FOTO: Hangat Snack Bar Jepang yang Bersembunyi di Gang Sempit2025-06-16 21:18
FOTO: Cincin Olimpiade Hiasi Menara Eiffel Paris2025-06-16 21:15
Anggotanya Diduga Terlibat Pungli Rutan KPK, Polri Tunggu Proses yang Berjalan2025-06-16 21:11
Serangan Israel Bikin Harga Emas Meroket Tembus US$3.4002025-06-16 21:07
Heru Budi Resmikan TPS 3R Pasar Induk Kramat Jati, Mampu Tangani 100 Ton Sampah Per2025-06-16 20:56
Penumpang Heboh Usai Hewan Mirip Tupai Terbang Berkeliaran di Pesawat2025-06-16 20:37
AEON Buka Supermarket ke2025-06-16 20:34
Tegas, Habib Rizieq Imbau Alumni 212 Dukung Prabowo2025-06-16 20:09
FOTO: Kemayoran Bersiap Sambut Jakarta Fair 20242025-06-16 19:30